Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dalam rangka menyambut
datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah, Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Probolinggo bersama pengurus PCNU (Kabupaten Probolinggo dan Kota
Kraksaan) serta Pondok Pesantren Hati mengadakan sholat Tasbih berjamaah di
Masjid Bin Aminuddin di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, Rabu
(20/9/2017) malam.
Kegiatan
yang diikuti oleh ratusan jamaah ini dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren
Hati sekaligus Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H.
Hasan Aminuddin, M.Si, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Probolinggo
Nadda Lubis, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Soeparwiyono,
Kepala OPD dan Camat di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Hadir
pula sejumlah jajaran pengurus syuriyah dan tanfidziyah PCNU Kabupaten
Probolinggo dan Kota Kraksaan. Serta sejumlah pengurus Gapensi dan Kepala
Desa/Lurah se-Kecamatan Kraksaan.
Sholat
Tasbih yang dipimpin imam KH Miftahul Huda ini diawali dengan sholat Isya
berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang tata cara dan
fadhilah dari sholat Tasbih.
Dalam
sambutannya KH Miftahul Huda menyampaikan bahwa sholat Tasbih ini merupakan
anjuran dari Rasulullah SAW yang harus selalu dilakukan setiap hari, seminggu
sekali, sebulan sekali, setahun sekali dan sekali dalam hidup. “Jangan sampai
tidak pernah melakukan sholat Tasbih selama hidup di dunia,” katanya.
Menurut
Kiai Huda, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dengan
melakukan sholat Tasbih maka Allah akan mengampuni dosa-dosa baik awal maupun
akhir, dosa yang baru maupun lama, disengaja atau tidak dan terang-terangan
atau sembunyi.
“Disamping
bisa menghapus dosa awal dan akhir, gerakan dari sholat Tasbih juga mampu
membuat orang yang melakukannya sehat wal afiat. Sehingga banyak sekali
fadhilah dari melakukan sholat Tasbih,” tegasnya.
Sementara
H Hasan Aminuddin menyampaikan bahwa kegiatan sholat Tasbih ini dilakukan
dengan niatan semata-mata untuk mencari ridho dari Allah SWT. Hal ini merupakan
salah satu syiar karena selama ini umat Islam terjebak dalam perayaan tahun
baru masehi.
“Biasanya,
tahun baru 1 Januari itu dirayakan dengan sangat meriah sekali. Kita selaku
umat Islam terjebak didalam. Sehingga begitu saya menjadi Ketua DPRD tahun 1999
silam, saya mengawali peringatan Tahun Baru Hijriyah dengan melakukan pawai
obor. Sebenarnya Islam itu mayoritas, tetapi terkadang terjebak dengan
budaya di luar Islam,” katanya.
Menurut
Hasan, sholat Tasbih ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menghapus
dulu kita mulai dari awal hingga akhir, baik sengaja maupun tidak disengaja
serta baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
“Ke
depan saya atas nama Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan
berniat akan membudayakan sholat Tasbih di Masjid Bin Aminuddin. Saya akan
berusaha istiqomah setiap bulan melaksanakan sholat Tasbih pada malam Kamis
Wage. Semoga kita mampu mengamalkannya dengan baik,” tegasnya.
Dalam
kesempatan tersebut Hasan Aminuddin juga mengajak seluruh jamaah untuk berdoa
bersama-sama yang ditujukan kepada saudara muslim Rohingya yang ada di Rakhine
State, Myanmar.
Sholat
Tasbih sendiri berbeda dengan sholat yang lain, karena dalam setiap rakaatnya ada
bacaan Tasbih sebanyak 75 kali. Setelah baca Iftitah, Al Fatihah dan surat
pendek Al Qur’an, dilanjutkan dengan baca tasbih 15 kali. Waktu ruku’ baca 10
kali dan setelah i’tidal baca 10 kali. Selanjutnya pada waktu sujud baca 10
kali, duduk diantara 2 sujud setelah doa baca 10 kali. Sujud lagi baca 10 kali
dan duduk istrirahat 10 kali. Untuk tahyat akhir, tasbihnya 10 kali. (wan)